KUSUMASTUTI, R.AJ. SITI NURCHAERANI (2017) PERKEMBANGAN KOREOGRAFI DI INDONESIA: SUATU KAJIAN KARYA TARI KONTEMPORER DI PUSAT KESENIAN JAKARTA-TAMAN ISMAIL MARZUKI 1968–1987. Doctoral thesis, Universitas Indonesia.
|
Text
DISERTASI - PERPUS UI 1 - pdf_compressed_compressed.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Perkembangan signifikan koreografi di Indonesia, termasuk karya tari kontemporer, terjadi sejak berdirinya Pusat Kesenian Jakarta–Taman Ismail Marzuki (PKJ-TIM) tahun 1968 hingga batas temporal penelitian ini yakni tahun 1987. Di Indonesia, ditinjau dari sejarah penciptaannya, karya tari baru pengembangan dari tradisi, modern, dan kontemporer cenderung bertolak dari karya-karya yang sudah ada. Selanjutnya, mengikuti gagasan artistik atau gagasan ideal sang seniman, karya-karya yang sudah ada diolah hingga terwujud kebaruan dengan segala kekhasannya bahkan jejak karya lama bisa sama sekali tak terlihat. Merunut ke belakang, para seniman tari termotivasi menciptakan kebaruan pada karya-karya tari yang didorong oleh kebijakan kebudayaan Presiden Soekarno (1950–1959), yang menggariskan keindonesiaan yang juga berlaku pada kesenian, termasuk seni tari. Di era kepemimpinan Presiden Soeharto (1966–1998), para seniman mengharapkan adanya kebebasan berekpresi dan tersedianya fasilitas pertunjukan yang memadai. Hal tersebut ditanggapi oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dengan membangun PKJ-TIM yang diresmikan pada tahun 1968 dan membentuk Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dengan komite-komitenya, termasuk Komite Tari, dan menyediakan anggaran yang diperlukan. Berdasarkan analisis sepintas tampaknya ada keterkaitan antara dukungan pemerintah, kreativitas dan produktivitas seniman, kehadiran penonton, media massa. Pertanyaan mendasar adalah kebijakan dan langkah apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung seniman dalam upaya kreatif penciptaan karya tari baru dan kontemporer; bagaimana para koreografer memformulasikan gagasan yang berasal dari pergumulan pemikiran tentang kebaruan karya tari; bagaimana upaya PKJ-TIM menyediakan sarana untuk hadirnya input eksternal yang kemudian bersinergi dengan daya kreatif pada diri seniman tari; tindakan apa yang dilakukan oleh Komite Tari DKJ, pengelola PKJ-TIM, seniman tari dan media massa untuk mendatangkan penonton sehingga pertunjukan karya tari baru dan kontemporer bisa berkelanjutan. Kajian ini mengungkapkan peran individu, kelompok individu dan institusi, sebagai faktor determinan dalam mentransformasi dan mereproduksi perubahan struktur sosial yang bisa disebut sebagai agen-agen perubahan (agents of change). Dengan demikian pendekatan strukturistik menjadi tepat digunakan. Melalui metodologi tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa telah terjadi perkembangan pemikiran, proses kreatif dan penataan koreografi sehingga karyakarya baru bermunculan. Sebagian adalah karya baru pengembangan dari tradisi xi Universitas Indonesia dan di antara itu ada yang melakukan eksplorasi lebih jauh lagi untuk mencapai level kontemporer. Gairah penciptaan muncul karena didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana. Di luar itu terdapat sebuah lembaga pemasok dana jangka panjang yakni Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta. Melalui manajemen yang baik berdasarkan visi dan misi yang padu, bermunculanlah karya-karya tari yang menarik minat penonton. Dari sana terbentuklah segi tiga ideal: seniman dan DKJ, pemerintah, penonton yang di dalamnya juga terdapat media massa, pengamat dan kritikus. Kata kunci: seniman tari, Pemda DKI Jakarta, Komite Tari DKJ, tari kontemporer
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NX Arts in general |
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Seni Tari |
Depositing User: | Dr. R. Aj. Siti N. Kusumastuti, S.Sn., M.Sos. |
Date Deposited: | 03 Jan 2022 08:05 |
Last Modified: | 03 Jan 2022 08:05 |
URI: | http://repository.ikj.ac.id/id/eprint/542 |
Actions (login required)
View Item |